sejarah panjang kaum bani israel (islam version)
http://www.youtube.com/watch?v=3YtUeQMsp58&feature=youtube_gdata_player Bani Israil (bahasa Arab: بنو إسرائيل,
Banu Israil) adalah sebutan untuk kaum keturunan Israil yakni kaum
Israel. Sebutan ini juga merupakan sebutan yang digunakan dalam Al
Qur’an saat merujuk hal yang sama, Allah kerap memanggil Yaqub (Bahasa
Inggris Jacob) dengan nama Israel, maka anak-cucunya disebut Bani
Israil. Sebuah surat dalam Al Qur’an yakni surat Al Israa’ juga memiliki
nama lain yang banyak dikenal sebagai surat Bani Israil. Adapun
keturunan Ishaq dari putra pertamanya Esau disebut sebagai Bani Ishaq.
Etimologi.
Kalimat Bani Israel berasal dari Bani dalam bahasa Arab artinya
keturunan dan Israel adalah kalimat yang terdiri dan dua kata Isra
berarti hamba/ teman dekat dan El berarti Tuhan. Maka arti Israel adalah
hamba Tuhan atau teman dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit,
bukan hanya dalam bahasa Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan.
Didalam sumber lain mengatakan bahwa Israil memiliki arti “berjalan
di malan hari.” Karena menurut beberapa sumber kisah, Yaqub sering
melakukan perjalanan diwaktu malam hari, karena jika dia melakukan
perjalanan disiang hari, dia takut akan ditemukan dan disiksa oleh
saudaranya.
Genealogi.
Dari keempat orang istrinya Ya’qub memiliki 12 putra, yakni Rubin,
Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali,
Yusuf, dan Benyamin.
Putra-putra Ya’qub inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya istilah
Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut sebagai Al-Asbath, yang
berarti cucu-cucu. Sibith dalam bangsa Yahudi adalah seperti suku bagi
bangsa Arab dan mereka yang berada dalam satu sibith berasal dari satu
bapak. Masing-masing anak Ya’qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani
Israil. Maka seluruh Bani Israil berasal dari putra-putra Ya’qub yang
berjumlah 12 orang.
Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para nabi-nabi yang lain, di antaranya adalah:
Lewi, di keturunannya terdapat Musa, Harun, Ilyas, dan Ilyasa.
Yahuda, di keturunannya terdapat Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.
Bunyamin, di keturunannya terdapat Yunus.
Karakter Bani Israel.
Sifat-sifat Bani Isrel digambarkan di dalam Al-Qur’an sebagian besar
sebagai manusia yang keras kepala, membangkang, pesimis, tamak terhadap
dunia, pengecut, suka menghina, mengolok-olok nabi, seperti dalam surah
Al-Ahzab: 69. Allah berfirman:
“ Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa.” (Al-Ahzab: 69) ”
musa dan bani israel (membelah laut merah)
Telah ditunjukkan beberapa mukjizat oleh para nabi Musa, Isa dan
lainya. Mereka tetap tidak mengakui tentang kebenaran ajaran yang dibawa
oleh para nabinya. Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Bani
Israel, bahkan nabi-nabi mereka, seperti Zakariyya dan Yahya pun
dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Isa dan bangga atas
usahanya.
Semasa Yusuf memiliki kekuasaan di Mesir, Bani Israel berkembang dari
tujuh puluh orang menjadi tiga juta orang. Di antara mereka terdapat
ratusan ribu orang Yahudi dari keturunan Yahuda yang rata-rata berotak
cerdas tetapi sebagian besar dari bangsa ini memiliki watak buruk
seperti, kikir, sombong, keduniaan, berkeinginan menguasai bangsa lain,
ashabiyah (fanatis), kejam dan sebagainya.
Menghina Musa.
Musa pernah dihina oleh Bani Israel bahwa Musa memiliki penyakit kulit
dan memiliki testis yang besar, Musa tidak pernah mandi bersama dengan
mereka karena Musa digambarkan sebagai orang yang pemalu. Terbukti
setelah adanya kisah batu yang membawa baju Musa yang sedang mandi,
mereka baru mempercayai Musa sebagai orang yang sehat. Kisah ini
tercantum dalam salah satu surah Al-Ahzab 33:69 yang berbunyi,
“ Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka
Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan
adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.
(Al-Ahzab 33:69) ”
Pengharaman tanah Palestina bagi Bani Israil selama 40 tahun.
Tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kepada Musa untuk memimpin kaumnya
pergi ke Palestina, tempat suci yang telah dijanjikan oleh Allah kepada
Ibrahim untuk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang
dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah
karena mereka harus menghadapi suku Kana’an yang menurut anggapan mereka
adalah orang-orang yang kuat dan perkasa yang tidak dapat dikalahkan
dan diusir dengan adu kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah
melalui Musa, bahwa dengan pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir
suku Kan’aan dari kota Ariha untuk dijadikan tempat pemukiman mereka
selama-lamanya.
Di antara Bani Israil itu, ada 2 orang bertakwa yang menasihati
mereka agar masuk dari pintu kota supaya mereka bisa menang. Akan tetapi
Bani Israil menolak nasihat itu dan melontarkan kepada Musa kalimat
yang menunjukkan pembangkangan dan sifat pengecut, “Pergilah engkau
bersama Tuhanmu dan berperanglah, sementara kami menunggu di sini.”
Melihat sikap umatnya yang pengecut, maka naik pitamlah Musa kepada
umatnya yang tidak mau berjuang dan memeras keringat untuk mendapat
tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui
mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan
yang menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka, yang
menandakan bahwa dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan
syirik kepada Allah. Sehingga Bani Isra’il pun mendapatkan hukuman
karena telah menolak perintah Allah memasuki Palestina, Allah
mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama
itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa
mempunyai tempat mukim yang tetap. Mereka hidup dalam kebingungan sampai
musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yang akan
mewarisi negeri yang suci itu sebagaimana yang telah disanggupkan oleh
Allah kepada Ibrahim. Kisah diatas tercantum dalam Al Qur’an surah
Al-Ma’idah: 20 – 26.
Merubah perintah Allah.
Ketika mereka akan memasuki desa di Baitul Maqdis yang dijanjikan seraya
bersujud dan mengucapkan memohon ampunan, tapi mereka mengganti
perintah itu dengan cara melata di atas pantatnya dan mengatakan
hinthah, yakni “Sebiji gandum atau biji dalam sehelai rambut.”.“ Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman:
“Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil
buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah
pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “Bebaskanlah kami dari
dosa”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan
menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik.” Lalu
orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang
tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas
orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.
(Al-Baqarah 2:58-59) ”
Enggan melaksanakan Taurat.
Bani Israel enggan melaksanakan hukum yang terdapat dalam Taurat
sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang
teguh.
“ Dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu
(seraya Kami berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan
kepadamu dan dengarkanlah!” Mereka menjawab: “Kami mendengar tetapi
tidak mentaati.” Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu
(kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: “Amat
jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu
beriman (kepada Taurat). (Al-Baqarah 2:93) ”
Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung.
“ Dan (ingatlah), ketika kamu
berkata: “Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami
melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang
kamu menyaksikannya.” (Al-Baqarah 2:55) ”
“ Ahli Kitab meminta kepadamu agar
kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka
sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu.
Mereka berkata: “Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata.” Maka
mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak
sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami
ma’afkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa
keterangan yang nyata. (An-Nissa 4:153) ”
Menuduh Musa mengolok-olok mereka.
Saat mereka disuruh menyembelih sapi
betina, untuk menunjukkan siapa yang telah membunuh salah seorang dari
mereka.“ Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.”
Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa
menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang
dari orang-orang yang jahil. (Al-Baqarah 2:67) ”
Mengarang al-kitab dengan tangan mereka.
-Mereka pernah mengarang al-kitab lalu mereka mengatakan ini dari Allah.
“ Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang
besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka
sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang
mereka kerjakan. (Al-Baqarah 2:79) ”
-Mengaku bahwa wahyu yang dibaca adalah asli
“ Sesungguhnya di antara mereka ada
segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu
menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan
dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari
sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta
terhadap Allah sedang mereka mengetahui. (Al-’Imran 3:78) ”
Merubah Firman Allah.
“ Apakah kamu masih mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui? (Al-Baqarah 2:75) ”
Menyembah patung sapi (kisah musa samiri).
menyembah patung sapi
Penyembahan ini terjadi pada saat mereka ditinggal Musa menerima
wahyu berupa Taurat, salah seorang pengikut Musa yang masih dipengaruhi
nuansa mistis Mesir kuno mencoba untuk membuat sebuah patung sapi
betina, kemudian diperintahkan olehnya untuk menyembah patung tersebut.
“ Dan (ingatlah), ketika Kami
berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam,
lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu
adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 51) ”
“ Sesungguhnya Musa telah datang
kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan
anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya
kamu adalah orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah 2: 92) ”
Mengatakan Tangan Allah terbelenggu (kikir).
“ Orang-orang Yahudi berkata: “Tangan
Allah terbelenggu”, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan
merekalah yang dila’nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.
(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan
sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi
kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan
kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan
api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka
bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al
Maa’idah 5:64) ”
Menuduh Allah itu faqir.
“ Sesungguhnya Allah telah mendengar
perkatan orang-orang yang mengatakan: “Sesunguhnya Allah miskin dan kami
kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka
membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan
(kepada mereka): “Rasakanlah olehmu azab yang membakar.” (Al-’Imran
3:181) ”
Menyuruh Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka.
“ Mereka berkata: “Hai Musa, kami
sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada
di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah
kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja.”
(Al-Maa’idah 5:24) ”
Kisah Isa (Persekongkolan pendeta Yahudi).
Para pendeta Yahudi pernah merancang suatu persekongkolan untuk
menyingkirkan Isa. Mereka ingin mengusir Isa dan membuktikan bahwa Isa
datang untuk menghancurkan syariat Musa. Syariat Musa memutuskan untuk
merajam seorang wanita yang berzina. Para pendeta Yahudi menghadirkan
wanita yang salah yang berhak dirajam. Mereka berkumpul di sekeliling
Isa dan bertanya kepadanya: “Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam
wanita yang bersalah?” Isa menjawab: “Benar,” Mereka berkata: “Ini
adalah wanita yang bersalah.” Isa memandang wanita itu dan ia pun
melihat para pendeta Yahudi. Isa mengetahui bahwa para pendeta Yahudi
lebih banyak kesalahannya daripada wanita tersebut.
Para pendeta itu menunggu jawaban Isa. Jika ia mengatakan bahwa
wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Musa
dan jika ia mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru
menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat cinta dan toleransi.
Isa memahami bahwa ini adalah persekongkolan yang akan menjebaknya,
kemudian ia tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya. Kemudian ia melihat
para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di
antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam
wanita itu.” Isa menetapkan peraturan baru yang berhubungan dengan hukum
yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat salah. Dalam syariat Islam,
diajarkan hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang
salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk
menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri masih memiliki kesalahan,
tetapi yang harus menghukumnya adalah Allah.
Fitnah dari Bani Israel.
Ketika Isa terus mendakwahkan risalah Tuhan, kaum Bani Israel mengetahui
gelagat yang tidak menguntungkan pihaknya. Maka kaum Bani Israel pun
mengambil jalan dengan memfitnah Isa. Dikatakan bahwa Isa dikatakan
memiliki kekuatan sebagai penyihir dan sebagai orang yang akan mengubah
syariat dan mereka menisbatkan kekuatannya yang luar biasa kepada
kekuatan setan. Ketika mereka tidak lagi memiliki tipu daya yang dapat
melumpuhkan Isa dan mereka melihat orang-orang yang lemah dan
orang-orang fakir berkumpul di sekitarnya, maka mereka mulai membuat
suatu makar, yaitu mereka mulai memengaruhi orang-orang Romawi. Ketika
orang Yahudi tidak berhasil memerangi Isa, maka mereka mengambil
keputusan untuk menghilangkan nyawa Isa.
Mulailah para ketua pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu
kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa
yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Ketika
para pemimpin Yahudi bermusyawarah, maka salah seorang dari murid
al-Masih yang dua belas pergi kepada mereka, yaitu Yahuda
al-Iskhariyutha, dengan meminta sejumlah imbalan. Tetapi pada akhirnya
Isa tidak berhasil mereka bunuh.
nama yahudi bani israel dan asal-usul mereka.
Kebanyakan ahli sejarah sepakat bahwa penamaan Bani Israel dengan
kaum “Ibrani” karena peristiwa penyeberangan Ibrahim a.s. melintasi
sungai Eufrat. Pendapat ini diperkuat dengan apa yang termaktub di dalam
Kitab Joshua:
“Demikianlah Tuhan Israel berfirman
tentang penyeberangan sungai itu, di mana leluhur kalian tinggal sejak
dahulu kala, dan bapak Ibrahim dan bapak Nahur, menyembah tuhan-tuhan
lain. Maka Aku bawa Ibrahim menyeberangi sungai itu dan berjalan di
tanah Kana’an.” 14)
Majalah al-’Arabi Kuwait memuat sebuah artikel yang ditulis oleh
Pendeta Ishak Salka dengan judul Ma’nâ at-Tasmiyât li asy-Syu’ub
as-Sâmiyah ats-Tsalâtsah al-Kubrà ” (Arti Nama-nama Tiga Bangsa Semit
Besar). Dalam tulisannya tersebut ia mengatakan, “Nama tersebut (Ibrani)
tidak muncul kecuali setelah Ibrahim a.s. menyeberangi sungai Eufrat.”
15) Pendapat ini adalah pendapat yang paling mendekati kebenaran
daripada pendapat-pendapat lainnya.
Sedangkan sebutan “Orang-orang Israel (Isra’iliyyIn)” atau “Bani
Israel” adalah sebutan yang dinisbatkan kepada bapak mereka, Israel,
yakni Yakub ibn Ishak ibn Ibrahim a.s. Israel adalah kalimat yang
terdiri dan dua kata: isra, yang artinya hamba atau teman dekat, dan el,
yang artinya Tuhan. Maka arti Israel adalah hamba Tuhan atau teman
dekat Tuhan. Dan dalam kebanyakan bahasa Semit, bukan hanya dalam bahasa
Ibrani, kata El selalu bermakna Tuhan’ 16)
Yakub a.s. memiliki dua belas anak laki-laki. Al-Quran menyebut kisah
Yakub dan anak-anaknya ini di berbagai tempat, di antaranya di dalam
surah Al-Baqarah ayat 133:
“Adakah kalian hadir ketika Yakub
kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya,
‘Apa yang kalian sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishak,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
Sedangkan penamaan mereka dengan “Yahudi” muncul di saat mereka bertobat dan menyembah anak sapi. Mereka berkata, “Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS. A1-A’râf: 156) Artinya, kami bertobat dan kami kembali kepada-Mu.
Menurut sebuah riwayat, mereka dinamakan Yahudi kareiia mereka
bergerak-gerak (yatahawwad) ketika membaca Taurat. Menurut riwayat lain,
mereka dinamakan Yahudi karena dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat
Yakub a.s., yang nama aslinya adalah Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak
Yakub lainnya. Beberapa ilmuan membenarkan pendapat mi.’ 17)
Dr. Jawwad Ali mengatakan, “Istilah ‘Yahudi’ lebih luas maknanya
daripada istilah ‘Ibrani’ dan ‘Bani Israel’. Hal ini karena istilah
‘Yahudi’, selain disematkan kepada kaum Ibrani, juga disematkan kepada
orang-orang non-Ibrani yang memeluk agama Yahudi.” 18)
Sedangkan mengenai asal usul Yahudi, mereka termasuk bangsa Semit.
Beberapa pemerhati bahasa-bahasa Timur Dekat menemukan beberapa kesamaan
yang jelas antara mereka dan bangsa-bangsa Semit lainnya, seperti
Babilon, Assyria, Kana’an, Aram, Habasyah, Nabath, Arab dan lain
sebagainya. 19) Mereka berasal dan Ibrahim a.s., yang memiliki kedudukan
istimewa bagi tiga agama besar dunia: Yahudi, Nasrani dan Islam.
Ibrahim a.s. adalah salah seorang nabi agung dalam sejarah manusia,
karena ia berjuang mengajak kepada tauhid dan akidah ketuhanan. Seluruh
hidupnya adalah serial pengorbanan dan keikhlasan di jalan Tuhannya.
Jika kita perhatikan ayat-ayat al-Quran, kita akan menemukan di sana
beberapa peristiwa besar perjuangan Ibrahim dalam merealisasikan akidah
di tengah-tengah kaumnya, yang dilakukan dengan segenap keberanian,
didasarkan pada argumentasi rasional dan penuh pengorbanan.
Al-Quran seolah meminta kita untuk sejenak memperhatikan beberapa. sifat Ibrahim a.s. Allah berfirman, “Sesungguhnya Ibahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan.” (QS. An-Nahl: 120) Ia sendiri adalah “umat” yang memiliki semua sifat mulia dan luhur. Al-Quran juga mengatakan Ibrahim sebagai, “Patuh kepada Allah.” (QS. An-Nahi: 120)
Yakni seorang yang khusyu, berserah diri, taat dan mencintai Allah
Tuhan semesta. Allah juga mengakatakan Ibrahim dengan, “Hanif (cenderung
kepada kebaikan). Dan sekali-kali dia bukan termasuk orang-orang yang mensekutukan (Tuhan).” (QS. AnNahl: 120) Yakni seorang yang mengesakan Allah dan ikhlas kepada-Nya. Allah juga mengatakannya dengan, “(Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah.” (QS. An-Nahl: 121) Yakni
seorang yang selalu bersyukur atas nikmat dan karunia Allah. Allah juga
mengatakannya dengan sifat agung yang dimiliki setiap nabi,
“Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab
(al-Qurcin) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan
lagi seorang nabi.” (QS. Maryam: 41) Sebuah penegasan
tentang kejujuran dan kedalaman perkataannya. Allah juga mengatakannya
dengan sifat yang paling baik di antara sifat-sifat lain, sebuah sifat
yang dibutuhkan setiap manusia dan saudaranya, manusia lain, yakni sifat
amanah. Allah berfirman, “Dan Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.” (QS. An-Najm: 37) Yakni
seorang yang amanah, menunaikan segala perintah Tuhannya dan taat pada
setiap nilai dan keimanan. Oleh karena itu, nabi yang mulia mi berhak
menyandang karunia Allah berikut: “Allah telah memilihnya dan menunjukkan kepadanya jalan yang lurus.” (QS. An-Nahi: 121)
Catatan panjang konflik palestina dan israel.
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada
tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil
merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi
Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya
jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa
depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di
Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus
upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab
terjadinya konflik ini.
2000 SM – 1500 SM.
Istri Nabi Ibrahim A.s. Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s.
(bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s.
yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil,
Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang.
Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh
saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya
ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika
masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf
bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.)
membesar.
1550 SM – 1200 SM.
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi
negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang
asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa
Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
1200 SM – 1100 SM.
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di
gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada
Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika
bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir
menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki
tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak
akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di
dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja
di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s.
disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling
banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa
memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang
Yahudi.
1000 SM – 922 SM.
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an)
dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja.
Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat
di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel
Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis
biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s.
diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun
dibangun.
922 SM – 800 SM.
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang
berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni
bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama
Yehuda beribukota Yerusalem.
800 SM – 600 SM.
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka
kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan
kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil
kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka
rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan
membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian
rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
600 SM – 500 SM.
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia.
Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak
mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan
dipenjara di Babylonia.
500 SM – 400 SM.
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
330 SM – 322 SM.
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan
hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi
bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa
Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.
300 SM – 190 SM.
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
1 – 100 M.
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan
penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi
(dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib),
ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa
tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.
100 – 300
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan
area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora
ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah
kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya
Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan
sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
313
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
500 – 600
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke
semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah),
kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika
terjadi perang antara Romawi dengan Persia.
621
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram
di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke
Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem
sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa
dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram
di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi
kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram,
Makkah.
622
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang
selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa
Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan
“Piagam Madinah”.
626
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti
melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat
mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
638
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina
dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk
Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan
khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
700 – 1000
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di
dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang
sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya
adalah orang Yahudi.
1076
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan
kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat),
pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan
mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M
sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam
yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
1453
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah
khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara
Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan
Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
1492
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista).
Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi
pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma
diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah
khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos
dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas
holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak
permintaan maaf kepada umat Islam).
1500 – 1700
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama /
gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan
teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka
mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui
daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat
kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold
berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari
kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.
1529
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme
serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung
Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi.
Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah
dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak
karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi
manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit
olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25).
1798
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi
tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih
di bawah Khilafah.
1831
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan
nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di
Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang
menular begitu cepat di tanah Arab.
1835
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan
sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di
Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama
kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
1838
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
1849
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu
jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948
jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
1882
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama,
simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
1891
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut
dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat
itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus).
Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat
terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur
kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum
selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung)
yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur
kereta tersebut dihancurkan.
1897
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta
Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah
sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk
hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis
menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada
“tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir
menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres
itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan
penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa
diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl
berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan
Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia)
dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram
wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara
mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol
atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu
untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih
besar).
1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi
Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa
Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu
pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa
(cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai
Palestina.
1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang
keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi
Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan
ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar
negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum
intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun
setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai
banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan
politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika
mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya
pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.
1948, 14 Mei.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim
Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan
agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga
jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir
dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka
menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal
yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan
negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab
sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis
dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut
daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan
dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina.
Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim
10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan
karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup
dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta,
akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai
terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat
ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali
Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization).
Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa
Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah
Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih
pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir),
dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).
Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu
informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat
milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan
Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan
untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
1967, Nopember
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah
penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6
hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara
adil masalah pengungsi Palestina.
1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat
Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun
dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka
akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO
pindah ke Libanon.
1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi
Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal
dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak
tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa
berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap
berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran
minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan
senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur
Tengah.
1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar
Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan
perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab
merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat
dibunuh pada tahun 1982.
1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai
AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina
di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin
dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak
perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi
versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi
versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib
memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak
menguntungkan pihak Israel.
1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di
Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini
tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS.
Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman
atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.
1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang
tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak.
Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai
aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
1988, 15 Nopember
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair.
Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem
Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser
Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud
Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina
beranggotakan 500 orang.
1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak
langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi
PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di
pengasingan di Tunis.
1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
1993, September
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel
berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto
Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu
dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina
yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir,
Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan
Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai
perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti
Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan
Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di
Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang
shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun
wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan
Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat
Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian
yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel
sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa
hidup damai).”
1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai
kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu
mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya
negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam
Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman
Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan
Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang
ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill
Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk
“mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab
tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan
jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan
Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga
hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan
pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan
sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
2002 – Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang
diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat
pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan
14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana
pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri
Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan
bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang
permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4
pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal
kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol
eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.” Pemerintah Israel berpendapat
bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza
adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa,
apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa
Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang
Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti
adanya sekarang ini”
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di
Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri
Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit –
berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk
menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai
hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian
yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa
sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia
mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka.
Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas,
menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di
tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa
depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik
partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru
terpilih.
Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke
Gaza (27/12/2008), sudah terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua
belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup
tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga
pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat
pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.
Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin
Netanyahu berturut-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih
berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud
Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad
Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah
Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya. Dan gambar peta yang
menggambarkan hilangnya tanah Palestina yang dicaplok oleh Israel sejak
tahun 1946 sampai dengan tahun 2000. Lihat posisi Gaza yang terjepit di
daerah kekuasaan Israel.
dari berbagai sumber.